Pelatih kepala tim Piala Thomas China, Li Yongbo, menegaskan bahwa
timnya siap melampaui rekor kemenangan beruntun yang pernah diraih oleh
Indonesia.
"Ini adalah kemenangan kelima tim Piala Thomas China
secara beruntun, menyamai rekor Indonesia, dan kami siap untuk melampaui
rekor tersebut," kata Li Yongbo seusai membawa tim Piala Thomas China
mengalahkan Korea 3-0 di final yang berlangsung di Wuhan Sport Complex
Gymnasium Wuhan, China, Minggu (27/5/2012).
Sejak digelar pertama kali pada tahun 1948, China telah merebut sembilan
gelar juara, lima kali di antaranya secara beruntun, mulai 2004 di
Jakarta. Prestasi China tersebut menyamai rekor Indonesia yang merebut
gelar juara lima kali beruntun dalam rentang 1994 sampai 2002. Terakhir
Indonesia tampil sebagai juara di Guangzhou, kandang China.
Namun,
rekor China secara keseluruhan masih kalah dibanding Indonesia karena
sampai kejuaraan edisi ke-29 pada tahun 2012, Indonesia sudah merebut
gelar sebanyak 13 kali.
China untuk pertama kali tampil sebagai
juara pada edisi ke-12, yaitu pada tahun 1982 di London, Inggris. Mereka
mengakhiri dominasi Indonesia yang tampil sebagai juara empat kali
beruntun sejak 1970.
Akan tetapi, Indonesia mengembalikan
dominasi pada tahun 1984 di Kuala Lumpur, sebelum China yang pada era
tunggal Han Jian dan ganda Li Yongbo/Tian Bingyi kembali tampil sebagai
juara di Istora Senayan Jakarta pada tahun 1986 melalui pertarungan
menegangkan.
China kemudian berhasil mempertahankan gelar juara
sebanyak tiga kali sebelum dihentikan Malaysia pada tahun 1992 di Kuala
Lumpur. Setelah itu, Indonesia menciptakan rekor dengan menjadi juara
lima kali secara beruntun, mulai 1994 di Jakarta, 1996 (Hongkong), 1998
(Hongkong), 2000 (Kuala Lumpur), dan 2004 (Guangzhou).
Pada 2004
di Jakarta, China muncul lagi sebagai juara untuk menghentikan rekor
Indonesia. Di final mereka mengalahkan Denmark 3-1, dan setelah itu
"Negeri Tirai Bambu" tersebut tidak terbendung hingga merebut gelar
untuk kelima kalinya secara beruntun di Wuhan.
Sampai saat ini,
Piala Thomas masih tetap didominasi Asia dan hanya tiga negara Asia yang
secara bergantian tampil sebagai juara, yaitu Malaysia, Indonesia, dan
China.
Sebagai negara dengan kekuatan bulu tangkis yang sangat
dominan, terutama di bagian putri, Li Yongbo menegaskan bahwa China
tidak hanya ingin untuk mempertahankan kemenangan di setiap event, tetapi juga sekaligus ingin mengembangkan olahraga di belahan dunia lain.
"Kami
mempunyai dua target sekaligus, yaitu mempertahankan prestasi dan juga
berusaha mengembangkan olahraga bulu tangkis agar lebih populer di
belahan dunia lain, tidak hanya di Asia," kata Yongbo, ganda legendaris
China pada era 1980-an.
Meski China saat ini sudah menguasai
lambang supremasi bulu tangkis beregu putra dan putri, Yongbo mengatakan
bahwa mereka masih belum bisa menyamai dominasi cabang tenis meja yang
hampir selalu menyapu bersih berbagai kejuaraan, termasuk olimpiade.
"Masih sulit bagi kami untuk menyamai dominasi tenis meja karena kami tidak mempunyai sumber daya sebaik mereka," katanya.
Di
tingkat olimpiade, menurutnya, persaingan masih tetap akan ketat karena
negara lain juga sudah mencapai kemajuan yang cukup pesat dan mereka
perlu persiapan lebih matang menjelang tampil di London pada bulan
Juli-Agustus mendatang.
"Persaingan di Olimpiade London menurut
saya masih akan ketat. Di Olimpiade Beijing 2008, China gagal di ganda
putra dan ganda campuran," katanya.
sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2012/05/28/18173984/Tim.Thomas.China.Bertekad.Lampaui.Rekor.Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment