Para mantan atlet bulu tangkis prihatin terhadap kekalahan tim
Indonesia dalam ajang Piala Thomas dan Uber 2012 di Wuhan, China, pekan
lalu. Susy Susanti termasuk satu di antara para mantan jagoan tersebut.
Pebulu
tangkis senior itu menyayangkan kekalahan tim Thomas saat bertanding
melawan Jepang. "Kami semua sedih dengan kekalahan ini. Dalam sejarah
bulu tangkis Indonesia, belum pernah tim Thomas kalah dari Jepang.
Mereka memang sudah berusaha maksimal, tapi tidak bisa menembus
poin-poin kritis saat pertandingan," kata Susi saat jumpa pers di Hotel
Atlet Century, Jakarta, Senin (28/5/2012).
Dengan kekalahan ini,
kata Susy, pengurus dan pelatih harus introspeksi diri. Bisa jadi para
atlet kurang mendapatkan dukungan saat berlatih. Padahal, menurut dia,
selain kesiapan atlet, dukungan dan motivasi dari pelatih dan pengurus
juga harus terpenuhi.
"Pemain, pengurus, dan pelatih harus satu
visi. Pengurus dan pelatih juga harus menyiapkan perencanaan kalau ingin
pemainnya menang. Berikan mereka suasana kondusif untuk berlatih,"
lanjut Susy.
Hal senada diungkapkan atlet senior lain, Joko
Suprianto. Ia menyatakan, kegagalan ini merupakan sejarah terburuk
perbulutangkisan Indonesia. "Sulit rasanya menerima kenyataan ini.
Indonesia yang dulu begitu berjaya kini telah terpuruk sedemikian
dalam," tuturnya.
Ia meminta pengurus Persatuan Bulu Tangkis
Seluruh Indonesia (PBSI) memperbaiki manajemen dan memperkuat atlet
Indonesia untuk pertandingan-pertandingan bergengsi lain. "Semoga
dengan kita mengungkapkan keprihatinan ini, PBSI bisa memperbaikinya.
Jangan hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Bulu tangkis
kita harus terus berjaya," ungkapnya.
Seperti yang diketahui, tim
Thomas dan Uber Indonesia tersingkir pada perempat final dari lawan
yang sama, Jepang. Dalam duel di Wuhan Sports Gymnasium Center, Rabu
(23/5/2012), baik Tim Thomas maupun Uber menyerah dengan skor 2-3.
Di
sektor putra, Simon Santoso sempat membuat Indonesia unggul berkat
kemenangan 22-20, 21-14 atas Sho Sasaki. Namun, dalam dua partai
selanjutnya Indonesia kalah. Ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan
ditaklukkan Noriyasu Hirata/Hirokatsu Hashimoto dengan skor 16-21,
18-21, kemudian Taufik Hidayat kalah 12-21, 17-21 dari Kenichi Tago.
Indonesia
sempat menyamakan skor menjadi 2-2 lewat ganda Mohammad Ahsan/Alvent
Yulianto yang menang 21-17, 21-13 atas Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.
Akan tetapi, pada partai penentuan, Dionysius Hayom Rumbaka menyerah
14-21, 19-21 dari Takuma Ueda.
Nasib serupa dialami tim Uber
Indonesia. Di dua partai pertama Indonesia kalah karena Maria Febe
Kusumastuti menyerah 14-21, 10-21 dari Sayaka Sato, kemudian ganda
Meiliana Jauhari/Greysia Polii kalah rubber game dari Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa.
Para
srikandi Tanah Air sempat menyamakan kedudukan lewat Adriyanti
Firdasari yang menang 21-13, 20-22, 21-14 atas Eriko Hirose. Poin kedua
disumbang ganda Anneke Feinya Agustin/Nitya Krishinda Maheswari yang
menang 21-11, 21-17 atas Mami Naito/Shizuka Matsuo.
Sayang, di
partai penentu, lagi-lagi Indonesia kalah. Lindaweni Fanetri gagal
melewati hadangan Minatsu Mitani. Setelah bermain tiga gim, dia menyerah
21-19, 13-21, 17-21
sumber : http://olahraga.kompas.com/bulutangkis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment